Pelukan Hangat dari Suralaya: Ketika Rumah Reyot Berganti Harapan


CILEGON, KBN.Com -
Di sudut tenang Lingkungan Semboja, RT 03/04, Kelurahan Suralaya, Cilegon, sejumput harapan itu akhirnya menjadi nyata. Air mata mengalir di pipi Ibu Saptuah, bukan karena sedih, tapi karena bahagia yang tak terbendung. Rumah yang selama ini ia tinggali bersama keluarga—beratap bocor dan dinding rapuh—kini berdiri tegak, kokoh, dan layak huni.


"Alhamdulillah, rumah saya sudah dibongkar dan direnovasi. Sekarang tidak bocor lagi kalau hujan," ucapnya penuh syukur, suara seraknya menyimpan kenangan tentang malam-malam gelisah menghadapi angin dan hujan. "Dulu tiap hujan saya takut rumah ini roboh," tambahnya lirih, seperti masih tak percaya bahwa ketakutan itu kini tinggal cerita.


Program bedah rumah ini adalah inisiatif Grib Jaya Kota Cilegon, sebuah organisasi masyarakat yang perlahan tapi pasti menunjukkan bahwa kepedulian masih hidup di tengah tantangan zaman. Ketua DPC Grib Jaya, Haji Sahruji, menjelaskan bahwa bantuan ini murni dari swadaya—bukan proyek besar, tapi gotong royong dari hati.


“Renovasi rumah Ibu Saptuah ini adalah hasil kerja sama anggota Grib Jaya Pulomerak Ranting Suralaya, Asosiasi Pengusaha Suralaya (APS), dan dukungan tokoh masyarakat seperti Haji Halimi. Kami ingin menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil, selama ada niat baik,” tuturnya, Minggu (13 April 2025).


Bagi Grib Jaya, aksi ini bukan semata soal membangun rumah, tetapi membangun harapan. Mereka juga menyatakan komitmen mendukung pemerintah, dari pusat hingga daerah, dalam upaya menyejahterakan rakyat. “Kami akan terus hadir untuk warga yang membutuhkan. Mudah-mudahan ini bisa jadi inspirasi bagi lebih banyak pihak,” kata Haji Sahruji.


Di tengah hiruk pikuk kota industri seperti Cilegon, kisah Ibu Saptuah adalah pengingat bahwa pembangunan sejati tak hanya bicara beton dan baja—tapi juga tentang menyentuh hidup manusia, satu per satu.


(Red*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama