Hijaukan Madrasah, Rawat Bumi: Kemenag Cilegon Tanam Pohon Matoa di Hari Bumi


CILEGON, KBN.Com - 
Dalam semangat memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cilegon menggelar gerakan menanam pohon matoa secara serentak di berbagai satuan kerja keagamaannya. Gerakan ini menjadi bagian dari upaya nyata menanam kesadaran lingkungan dalam kehidupan beragama dan pendidikan.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Kemenag Cilegon, Kantor Urusan Agama (KUA), serta diluncurkan secara simbolis di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Cilegon. Tidak hanya itu, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Cilegon juga turut melaksanakan kegiatan penanaman pohon matoa sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Kemenag dalam memperingati Hari Bumi, yang diikuti oleh seluruh daerah,” ujar Munirudin, Kepala Subbagian Tata Usaha Kemenag Kota Cilegon, Selasa (22/4/2025).

Di MAN 2 Cilegon, sebanyak 11 pohon matoa ditanam oleh para siswa, guru, dan sejumlah pemangku kepentingan. Kegiatan ini tidak hanya sekadar seremoni, tetapi juga menjadi momen edukasi yang membekas.

Rachmatullah AS Sekretaris Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kota Cilegon, menjelaskan bahwa penanaman ini melibatkan berbagai unsur. 

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain siswa OSIS, Pramuka, Kepala MAN 2 Cilegon, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Cilegon, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Pengurus DPD PPSI Kota Cilegon, Babinsa Koramil 2303/Pulomerak, serta jajaran guru.

“Ini bukan sekadar menanam pohon, tapi menanam kesadaran lintas elemen untuk menjaga bumi sebagai amanah,” katanya.

Kepala MAN 2 Cilegon, Mamad, menegaskan bahwa gerakan ini bukan titik akhir, melainkan awal dari proses panjang edukasi lingkungan bagi para siswa.

“Kami berharap penghijauan ini bisa berkelanjutan. Kami ingin siswa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab ekologis,” ujarnya.

Gerakan menanam pohon di Hari Bumi adalah pesan diam yang kuat. Ia berbicara tentang harapan, tentang warisan untuk generasi mendatang. Di tengah bayang-bayang krisis iklim dan kota yang semakin panas, pohon matoa yang ditanam hari ini bisa jadi adalah naungan yang menyelamatkan esok hari.

(Din/Red*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama