CILEGON, KBN.Com – Dalam upaya memperkuat hubungan dengan pemerintah daerah, HIPPI Banten terus melaksanakan roadshow ke sejumlah kabupaten dan kota.
Pertemuan pertama mereka digelar di Cilegon, di mana pengurus HIPPI Cilegon turut hadir.
Dalam pertemuan ini, HIPPI Banten mengangkat dua isu utama yang membutuhkan perhatian serius: regulasi penataan warung Madura dan pengelolaan limbah industri.
Ketua DPD HIPPI Provinsi Banten, Syaiful Bahri, menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk membuka peluang baru dalam pengembangan ekonomi daerah dan memperkuat sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
“Kami berharap pemerintah daerah lebih aktif mendukung pengusaha lokal, agar tercipta iklim usaha yang kondusif dan membuka lebih banyak peluang bagi pengusaha kecil dan menengah,” ujarnya, Selasa (11 Maret 2025).
Namun, dalam pertemuan kali ini, dua isu strategis yang menjadi fokus utama adalah pengaturan keberadaan warung Madura yang berkembang pesat serta pengelolaan sampah industri yang berpotensi menjadi peluang ekonomi.
Regulasi Penataan Warung Madura
Fenomena berkembangnya warung Madura di berbagai daerah, termasuk di sekitar Cilegon, menjadi perhatian serius bagi HIPPI Banten. Warung-warung ini, yang dapat ditemukan dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain—bahkan dalam radius satu kilometer—dinilai menjadi tantangan bagi warung tradisional yang telah lama beroperasi.
Ketua DPD HIPPI Provinsi Banten, Syaiful Bahri, mengungkapkan bahwa fenomena ini menciptakan ketidakseimbangan dalam dunia usaha lokal.
“Kami menyadari bahwa warung Madura kini tumbuh pesat, bahkan dalam satu kilometer bisa ditemukan lima titik. Ini tentu menjadi tantangan bagi warung tradisional,” ujar Syaiful.
Menanggapi hal ini, HIPPI Banten mengusulkan perlunya regulasi yang lebih tegas terkait penataan warung Madura dan ritel besar, seperti Alfamart dan Indomaret.
“Kami tidak menentang perkembangan warung Madura atau ritel besar, namun harus ada aturan yang mengatur keberadaannya agar tidak merugikan usaha tradisional yang sudah ada,” tegas pak Saba sapaan akrab Syaiful Bahri.
Pengelolaan Limbah Industri
Selain itu, HIPPI Banten juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah industri yang lebih efektif. Dalam pertemuan tersebut, HIPPI mengemukakan bahwa pengelolaan limbah yang baik dapat membuka peluang bagi kemitraan antara pengusaha dan pemerintah, guna menciptakan solusi ramah lingkungan.
"Dengan mengelola sampah industri secara tepat, pengusaha bisa mengurangi dampak lingkungan sekaligus menciptakan potensi ekonomi baru yang menguntungkan semua pihak." Ujar Pak Saba.
Dukungan DPC HIPPI Kota Cilegon
Ketua DPC HIPPI Kota Cilegon, Zia Ulhaq, menegaskan dukungannya terhadap regulasi yang diusulkan oleh HIPPI Banten. Zia menyatakan bahwa pihaknya siap mendampingi dan mendukung kebijakan yang mengatur penataan warung Madura dan ritel besar.
“Kami mendukung penuh inisiatif ini agar pengusaha lokal tetap bisa berkembang tanpa tertekan oleh ritel modern yang terus berkembang tanpa kendali,” ujarnya.
Pak Saba berharap dapat terus memperkuat komunikasi dan sinergi dengan pemerintah daerah agar kebijakan yang diambil dapat lebih berpihak pada pengusaha lokal.
"Tujuan utama mereka adalah menciptakan kebijakan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di mana seluruh pihak—baik pengusaha lokal maupun masyarakat—dapat merasakan manfaat yang seimbang." Tutupnya.
(Red*)
إرسال تعليق